daun

Rabu, 18 Februari 2015

Kisah Nabi dan Sahabat

Di Masa Abu Bakar
Sejak kecil, Ali bin Abi Thalib tidak pernah jauh dari Rasulullah, baik sebelum maupun sesudah kenabian. Sebagai anggota keluarga, Ali yang menjadi pendamping Rasul sehari – hari. Ali pun menjadi salah satu penulis wahyu. Kedekatan itu bertambah ketika ia menikah dengan Fatimah. Ali terus mendampingi Rasul sampai akhir. Bahkan di liang lahat pun, Ali masih mengantar Beliau Saw. Maka tepat sekali ucapan Rasulullah kepada Ali, “Engkau bagiku seperti Harun bagi Musa.”
Abu Bakar Ash – Shidiq yang menjadi khalifah pengganti Rasulullah, amat menghargai kedekatan Ali dengan Rasulullah. Dulu sewaktu Rasul masih hidup, Abu Bakar pernah menggeser duduknya agar Ali dapat bersimpuh di samping Rasulullah. Melihat itu, dengan wajah berseri, Rasulullah berkata, “Orang yang mengenal kelebihan orang lain hanya orang yang mempunyai kelebihan. Dan Abu Bakar adalah orang yang mempunyai kelebihan itu.”
Bahkan Abu Bakar sebagai khalifah sempat menangis ketika terjadi perdebatan antara dirinya dengan Ali dan Fatimah. Saat itu Fatimah menuntut tanah peninggalan Nabi di Fadak, sebuah desa dekat Khaibar. Namun Abu Bakar tidak memberikannya, ia mengutip hadis Rasul, “Kami para Rasul tidak mewarisi. Apa yang kami tinggalkan adalah untuk sedekah.”
Dalam pertemuan itu Abu Bakar berkata ia lebih mencintai kerabat Rasulullah dari kerabatnya sendriri, namun ia tetap tak bisa memberikan tanah di Fadak kepada Fatimah dan Ali karena hadis tersebut. Maka Fatimah berkata, “Ayahku pernah bersabda, ‘Kesenangan Fatimah adalah juga kesenanganku, kemarahan Fatimah juga kemarahanku … Allah dan para malaikat-Nya menjadi saksi bahwa Anda membuat saya gusar dan tidak senang. Kalau saya bertemu Nabi, akan saya adukan Anda.”
Dengan suara tersendat Abu Bakar berkata, “Demi Allah, bagaimanapun saya tidak akan meninggalkan Anda.”
Setelah itu Abu Bakar keluar sambil bercucuran air mata. Namun Ali tetap sangat menghormati Abu Bakar. Ia memang telat membai’at Abu Bakar, tetapi hal itu ia lakukan karena sedang bergegas menghimpun ayat Al – Qur’an dengan lengkap. Sebab Ali khawatir Al - Qur’an akan tercerai – berai setelah Rasulullah wafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar