Abu
Bakar menjadi sahabat nabi yang sangat setia dan dikenal sebagai tokoh
yang jujur, lurus, dan sangat dipercaya. Oleh karena itu beliau mendapat
gelar “As Shiddiq” (yang dipercaya).
Ketika
hijrah ke Madinah, Abu Bakar setia sekali menemani Nabi SAW, termasuk
ketika bersembunyi di gua Sur. Ketika Nabi SAW uzur, beliau ditunjuk
oleh nabi SAW menjadi imam shalat.
Pada awal
perjuangan Islam, Abu Bakar sering mendermakan hartanya untuk kaum
muslimin yang miskin dan untuk membebaskan budak yang disiksa oleh
majikannya karena memeluk agama Islam, misalnya Bilal.
Abu
Bakar, setelah wafatnya rasulullah terpilih menjadi pemimpin setelah
sejumlah tokoh Muhajirin dan Ansar berkumpul di balai kota bani Sa’idah untuk
bermusayawarah tentang tokoh yang akan menjadi pemimpin setelah
wafatnya nabi Muhammad SAW. Setelah itu Abu Bakar di baiat menjadi
khalifah.
Dalam
baiat tersebut, Abu Bakar berpidato dan berkata:” Saya terpilih menjadi
pemimpin kamu, meskipun saya bukanlah orang terbaik di antara kamu,
Karena itu, bantulah saya jika saya berada di jalan yang benar, dan
bimbinglah saya jika saya berbuat salah.
Kebenaran
adalah kepercayaan dan kebohongan adalah penghianatan. Orang-orang yang
lemah diantara kamu akan menjadi kuat dalam pandangan saya seingga saya
akan menjamin hak-hak mereka jika Allah menghendaki. Dan orang-orang
yang kuat diantaramu adalah lemah dalam pandangan saya sehingga saya
dapat merebut hak dari mereka.
Taatilah
saya selama saya taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan jika saya
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka jangan ikuti saya.
Setelah Abu Bakar di baiat beliau bersumpah kepada Allah SWT dan menyatakan bahwa beliau tidak berambisi menduduki jabatan.
Pada
awal kepemimpinan Abu Bakar, muncul pemberontakan dari orang-orang
murtad (keluar dari agama Islam), orang yang mengaku nabi dan timbul
kabilah Arab. Terhadap hal ini, Abu Bakar bersikap tegas lantas membentuk sebelas pasukan yang dipimpin oleh para panglima tangguh seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ashdan Ikrimah bin Abu jahal. Pemberontakan dapat diselesaikan dengan baik.
Setelah
pemberontakan dalam negeri diselesaikan dengan baik, Abu Bakar
mengirimkan pasukannya ke luar arab yaitu ke Irak dan ke Suriyah. Ke
Irak dipimpin oleh Khalid bin walid dan ke Suriah dipimpin oleh tiga
panglima yaitu Amr bin As, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil bin
Hasanah.
Abu Bakar mengeluarkan ide atau gagasan bahwa ghanimah atau harta rampasan perang harus dibagi secara merata. Beliau juga mendirikan lembaga peradilan yang diketuai oleh Umar bin Khattab.
Selain
itu, dalam kepemimpinan Abu Bakar, Ia senantiasa meneladani Rasulullah
SAW. Ia sangat memperhatikan kepentingan rakyat dan tidak segan membantu
mereka yang mengalami kesulitan. Untuk meningkatkan kesejahteraan umum,
Abu Bakar membentuk Baitul Mal, semacam kas Negara atau lembaga
keuangan. Pengelolaan baitulmal diserahkan kepada Abu Ubaidah bin
Jarrah.
Ada lagi yang dilakukan oleh Abu Bakar yaitu atas saran Umar bin Khattab
Supaya mengumpulkan ayat Al Qur’an dan
oleh Abu Bakar hal ini disepakatinya. Akhirnya Al Qur’an dikumpulkan
karena khawatir Al Qur’an akan habis, karena banyak penghafal Al Qur’an
yang telah gugur di medan perang.
Pada usia
kekhalifahannya mendekati dua tahun tujuh bulan, Abu Bakar menderita
sakit keras dan wafat dengan khusnul khatimah, pada hari Selasa setelah
maghrib, bulan jumadil Akhir 13 H (634 M) dalam usia 63 tahun dan
dimakamkan di sisi makam Rasulullah SAW.
sumber: http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/07/kisah-abu-bakar-ra-dan-umar-ra-281803.html
sumber: http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/07/kisah-abu-bakar-ra-dan-umar-ra-281803.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar